IPMALAY pasca pemekaran Labuhanbatu?
Let us thinkin' 'bout it...
UU Pemekaran LB Selatan
UU Pemekaran LB Utara
Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Labuhanbatu, Labuhanbatu Utara, Labuhan Batu Selatan di Yogyakarta
IPMALAY 27 JULI 2008
Mari kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah SWT yang mana telah memberikan kita nikmat iman, kesadaran pikiran, kesehatan sehingga minggu ini kita masih dapat bersilahturahmi dan melaksanakan kegiatan mingguan di sekretariat IPMALAY yang tentunya dengan niat ikhlas dan tulus. Serta kita sampaikan shalawat beriring salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW…..
Ini bukan hal yang aneh lagi buat kita, hanya segelintir orang yang punya keinginan dan kesadaran untuk berpartisipasi. Tapi apakah kita akan berhenti begitu saja, menyerah begitu saja lalu siapa yang akan berbuat jika semua kehilangan nurani terdalamnya???
Susunan acara sebagai berikut :
1.Pembacaan Al-Qur’an yang Alhamdulillah sudah sampai pada surat ali-imran ayat 194 dan berakhir surat An-nisa’ ayat 59. Yang dibacakan secara bergilir dari setiap orang, Mengapa bergilir?bukan karena sebagai ajang hebat-hebatan, tetapi disini kita bisa saling belajar dan memperdalam bagaimana cara membaca Al-Quran dengan yang baik, tanda baca, tazwid yang benar.
2.Pembacaan doa yang dipimpin teman kita Sacipto
3.Kemudian dilanjutkan dengan siraman rohani dengan tema “Kematian”, yang disampaikan teman kita Khoirunnas sebagai berikut:
Kita tidak tahu kapan kita akan mati, walaupun kita tidak menghendaki tapi bisa saja terjadi saat ini juga, sebenarnya mati kita perlu takut tetapi kehidupan setelah mati yang pantas kita takuti, yang begitu gelap, begitu sempit, begitu sepi ditambah lagi dengan siksaan-siksaan jika kita di dunia banyak melanggar perintah Allah SWT. Unnas memberikan ilustrasi yaitu tentang Presiden Soeharto sejak berhenti menjadi Presiden 1998 mulai saat itulah ia sakit-sakitan, namun kematiannya tertunda 10 tahun, walaupun uangnya banyak tetap ia tidak dapat kekal hidup, walaupun dikelilingi besi baja pasti akan mati juga.
Kehidupan ini hanya cobaan, masih ada kehidupan yang lain, yang lebih pedih yaitu mempertanggung jawabkan perbuatan yang kita lakukan di dunia. Manusia selalu punya keinginan hidup di dunia 1000 tahun lagi lamanya, tetapi tetap saja manusia tidak dapat kekal. Timbul suatu pertanyaan, apakah kita siap mati? Butuh waktu untuk menjawab kita siap mati, waktu itu ialah untuk bertaubat.
Liang Kubur Awal Perjalanan Kita di Akhirat
Suatu hari ada seorang yang bertanya:
“Tatkala mengingat surga dan neraka engkau tidak menangis, mengapa engkau menangis ketika melihat perkuburan?” Utsman pun menjawab, “Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya liang kubur adalah awal perjalanan akhirat. Jika seseorang selamat dari (siksaan)nya maka perjalanan selanjutnya akan lebih mudah. Namun jika ia tidak selamat dari (siksaan)nya maka (siksaan) selanjutnya akan lebih kejam.” (HR. Tirmidzi, beliau berkata, “hasan gharib”. Syaikh al-Albani menghasankannya dalam Misykah al-Mashabih).
Lalu dilanjutkan oleh teman kita Febri, yang mengupas surat Al-‘ASR yang intinya manusia akan berada dalam kerugian jika waktunya disia-siakan untuk keburukkan.
Al-‘ASR:
1.Demi masa
2.Sungguh, manusia berada dalam kerugian,
3.Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebijakan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.
Bulan berganti bulan, minggu berganti minggu hari libur hampir usai……tapi apakah kita telah memetik sesuatu yang bermanfaat?. Namun semangat dan kerja IPMALAY belum selesai sebagai pengisi liburan dan kegiatan yang harus terus berjalan….
Alhamdulillah tepat pada hari minggu 20 juli 2008 di skretariat menjalankan kegiatan rutinan pengajian sekaligus didalamnya terdapat proses pembelajaran bersama, saling bertukar ilmu yang didapat (sharing knowledge). Dan yang terpenting sebagai jembatan silahturahmi anak-anak labuhan batu yang menuntut ilmu di Yogyakarta, jika kita benar-benar memahami dan memaknain arti sebuah silahturahmi kita akan mendapatkan banyak hal yang bermanfaat apalagi jika kita bebuat dengan niat hati yang baik, hati yang tulus dan ikhlas Allah akan melimpahkan rahmatNYA terhadap kita. Namun sayang kesadaran teman-teman akan makna itu hilang begitu saja, teman-teman belum semuanya bisa memaknainya namun hanya bisa memandang sebelah mata.
Susunan acara sebagai berikut :
1. 1.Pembacaan Al-Qur’an yang Alhamdulillah sudah sampai pada surat ali imran ayat 121 dan berakhir ayat 194. Yang dibacakan secara bergilir dari setiap orang, Mengapa bergilir?bukan karena sebagai ajang hebat-hebatan, tetapi disini kita bisa saling belajar dan memperdalam bagaimana cara membaca Al-Quran dengan yang baik, tanda baca, tazwid yang benar.
2. 2.Pembacaan doa yang dipimpin teman kita Achyar
3. 3.Kemudian dilanjutkan dengan siraman rohani dengan tema “Pedihnya siksa meninggalkan shalat”, yang disampaikan teman kita Prapto lalu diperjelas/dipertegas lagi oleh Cipto, didalmnya menceritakan tentang siksa meningglakan shalat itu sendiri, yang mudah-mudahan itu menjadi bahan perenungan diri kita masing-masing, bisa sebagai wejangan terhadap anak-anak IPMALAY agar bisa mendekatkan diri kepada sang khaliq.
Alhamdulilah setelah semua acara selesai dan dengan suguhan air minum sebagai pelepas dahaga yang dibarengi dengan saling bertukar pikiran dan bercerita tentang keadaan di masing-masing kampus sebagai penambah wawasan terhadap mahasiswa baru yang baru aja menginjakkan kaki di kota Jogjakarta.
Semoga kegiatan rutin ini dapat menjalin rasa persaudaraan dan keakraban sebagai seseorang yang berasal dari Labuhan Batu dan kemajuan Labuhan Batu nantinya…..setidaknya kita sebagai putra-putri labuhan batu mampu memperbaiki tanah labuhan batu untuk kemajuan bersama dalam segala bidang.
Dari Febri
Minggu itu tepatnya tanggal 06-07-2008, IPMALAY dengan pemuda-pemuda hijau yang baru hijrah ke yogyakarta untuk menuntut ilmu di kota pelajar ini mencoba memaknai sebuah perjalanan menujuh anugrah sang Khalik akan alam yang terbentang luas akan keteduhan yang diberikan terhadap hambanya, manusia yang sukar untuk bersyukur.
Touring kekalikuning jikalau dipandang sebelah mata memang akan menimbulkan sebuah persepsi “berbuat yang tak bermanfaat”, apalagi jika mendengar ocehan-ocehan cerita dari orang yang tak mampu memaknainya, mulut-mulut bercerita akan kegetiran dari perjalanan itu bukan refresing atau kesenangan yang didapat tapi kesengsaraan bisa dikatakan.
Tapi…ingat bukan hanya kata IPMALAY nya saja yang butuh dipahami, tapi onderdil-onderdilnya juga butuh dipahami, orang-orang didalamnya butuh hubungan yang baik dan perasaan memiliki tujuan bersama. Karena kita, bukan kita…… tapi lebih tepatnya mungkin aku masih menjadikan rasa egoisme, diskriminasi atau apalah yang masih menguasai diri aku untuk menginginkan orang lain memahami, menganggap aku saudaranya. Bagaimana mungkin orang-orang IPMALAY bisa saling memahami, menghargai, bahkan memiliki rasa saudara dan perasaan memiliki tujuan bersama jika rasa-rasa seperti itu yang masih menguasai diri kita orang-orang IPMALAY.
Bayangkan saja jika salah satu dari orang IPMALAY terlihat memiliki watak yang keras,kaku yang masih sulit untuk berbicara terbuka apakah kita pantas untuk berlaku diskriminasi atau tidak adil terhadap orang itu dari orang-orang yang ada, aku rasa itu tidak pantas dan aku berharap cepatlah bertaubat. Tapi itulah yang terjadi (dari pemahamanku yang ada), karena kita tidak dapat menggenggamnya seperti cengkraman elang, lalu proses rasa saudara itu hilang begitu saja. Mengapa kita tidak bersadar diri jika kita menginginkan orang lain seperti yang kita inginkan, cobalah memulai semua itu dari diri kita sendiri mendekati orang-orang dengan pikiran terbuka dan adil adalah suatu sikap yang akan menjadikan positif. Memang bertentangan dengan orang lain bukan hal yang buruk, jika kita mampu mengelola konstruktif, dapat juga konflik membuahkan pembelajaran, pertumbuhan, perubahan, hubungan yang lebih baik dan perasaan memiliki tujuan bersama. Selalu ingatlah lakukan segala sesuatu dengan tujuan baik dan ketulusan hati.
Memang manusia semuanya bertanggung jawab atas perilaku diri kita sendiri dan sikap-sikap serta persepsi-persepsi kita sendiri, tapi apakah tidak ada upaya untuk lebih baik berusaha dan cepat mengubah sikap-sikap dan perilaku yang tidak baik yang selama ini kita lakukan.
Dari perjalanan kekalikuning itu memang terlintas sepintas tidak ada rasa menikmati, tapi aku begitu percaya mereka-mereka banyak yang memaknai, memaknai bisa saling mengenal wajah-wajah yang masih ranum, memaknai persaudaraan itu…..bahkan itu terucap dari mulut pemuda-pemuda ranum yang akan siap berjuang. Memang kita tidak boleh puas begitu saja apalagi hal seperti itu memang pemaknaan yang kecil, tapi tidak perlu juga Jika ada perasaan kecewa dari segelintir orang, mungkin jika seperti itu cepat dan berusahalah lakukanlah perubahan yang lebih baik terhadap dirinya sendiri.
Berbagai kegiatan pun dilakukan, dengan satu persatu perkenalan yang singkat lalu dengan pertunjukkan kehebatan teman-teman dalam memainkan musik dan petikkan gitarnya yang saat itu dilantunkan lagu “tentang kita dari peterpan” yang dibawakan teman kita Ronald, lalu berlanjut dengan lagu begitu indah dari band padi yang dibawakan simpatisan IPMALAY teman kita Dedy Saragih yang berasal dari Simalungun, lalu puisi dari “Tri mardiantara yang berjudul orang-orang miskin yg terabaikan kaum intelektual” dibacakan penuh penjiwaan oleh simpatisan IPMALAY juga Aji yang berasal dari Riau tepatnya di Balam( Suraji aja ya), Aji juga menyayikan sebuah lagu yang berjudul “satu dari ahmad dhani”, lalu teman kita irfan menyumbangkan sebuah lagu dari “brory”…… Aksi-aksi itu memang tidak dibatasi, siapun berhak melakukannya bagi siapa yang mau. Ditambah lagi dengan game yang dirancang ketua IPMALAY yaitu game puzzle, lalu game dari teman kita yang maknanya bagaimana seseorang dengan cepat dapat mengenal sesama temannya.
Namun sesuatu hal yang perlu dicam kan jika seseorang telah kita anggap sebagai saudara, sebagai sahabat namun jika orang itu masih tidak pernah menganggap rasa itu kita pantas tenggelamkan orang itu, kita pantas mengaburkannya dipermukaan. Tapi ingat semua itu demi kemajuan bersama demi mencapai tujuan bersama yang mulia.
Dari tri mardiantara
Minggu itu tepatnya tanggal 06-07-2008, IPMALAY dengan pemuda-pemuda hijau yang baru hijrah ke yogyakarta untuk menuntut ilmu di kota pelajar ini mencoba memaknai sebuah perjalanan menujuh anugrah sang Khalik akan alam yang terbentang luas akan keteduhan yang diberikan terhadap hambanya, manusia yang sukar untuk bersyukur.
Touring kekalikuning jikalau dipandang sebelah mata memang akan menimbulkan sebuah persepsi “berbuat yang tak bermanfaat”, apalagi jika mendengar ocehan-ocehan cerita dari orang yang tak mampu memaknainya, mulut-mulut bercerita akan kegetiran dari perjalanan itu bukan refresing atau kesenangan yang didapat tapi kesengsaraan bisa dikatakan.
Tapi…ingat bukan hanya kata IPMALAY nya saja yang butuh dipahami, tapi onderdil-onderdilnya juga butuh dipahami, orang-orang didalamnya butuh hubungan yang baik dan perasaan memiliki tujuan bersama. Karena kita, bukan kita…… tapi lebih tepatnya mungkin aku masih menjadikan rasa egoisme, diskriminasi atau apalah yang masih menguasai diri aku untuk menginginkan orang lain memahami, menganggap aku saudaranya. Bagaimana mungkin orang-orang IPMALAY bisa saling memahami, menghargai, bahkan memiliki rasa saudara dan perasaan memiliki tujuan bersama jika rasa-rasa seperti itu yang masih menguasai diri kita orang-orang IPMALAY.
Bayangkan saja jika salah satu dari orang IPMALAY terlihat memiliki watak yang keras,kaku yang masih sulit untuk berbicara terbuka apakah kita pantas untuk berlaku diskriminasi atau tidak adil terhadap orang itu dari orang-orang yang ada, aku rasa itu tidak pantas dan aku berharap cepatlah bertaubat. Tapi itulah yang terjadi (dari pemahamanku yang ada), karena kita tidak dapat menggenggamnya seperti cengkraman elang, lalu proses rasa saudara itu hilang begitu saja. Mengapa kita tidak bersadar diri jika kita menginginkan orang lain seperti yang kita inginkan, cobalah memulai semua itu dari diri kita sendiri mendekati orang-orang dengan pikiran terbuka dan adil adalah suatu sikap yang akan menjadikan positif. Memang bertentangan dengan orang lain bukan hal yang buruk, jika kita mampu mengelola konstruktif, dapat juga konflik membuahkan pembelajaran, pertumbuhan, perubahan, hubungan yang lebih baik dan perasaan memiliki tujuan bersama. Selalu ingatlah lakukan segala sesuatu dengan tujuan baik dan ketulusan hati.
Memang manusia semuanya bertanggung jawab atas perilaku diri kita sendiri dan sikap-sikap serta persepsi-persepsi kita sendiri, tapi apakah tidak ada upaya untuk lebih baik berusaha dan cepat mengubah sikap-sikap dan perilaku yang tidak baik yang selama ini kita lakukan.
Dari perjalanan kekalikuning itu memang terlintas sepintas tidak ada rasa menikmati, tapi aku begitu percaya mereka-mereka banyak yang memaknai, memaknai bisa saling mengenal wajah-wajah yang masih ranum, memaknai persaudaraan itu…..bahkan itu terucap dari mulut pemuda-pemuda ranum yang akan siap berjuang. Memang kita tidak boleh puas begitu saja apalagi hal seperti itu memang pemaknaan yang kecil, tapi tidak perlu juga Jika ada perasaan kecewa dari segelintir orang, mungkin jika seperti itu cepat dan berusahalah lakukanlah perubahan yang lebih baik terhadap dirinya sendiri.
Berbagai kegiatan pun dilakukan, dengan satu persatu perkenalan yang singkat lalu dengan pertunjukkan kehebatan teman-teman dalam memainkan musik dan petikkan gitarnya yang saat itu dilantunkan lagu “tentang kita dari peterpan” yang dibawakan teman kita Ronald, lalu berlanjut dengan lagu begitu indah dari band padi yang dibawakan simpatisan IPMALAY teman kita Dedy Saragih yang berasal dari Simalungun, lalu puisi dari “Tri mardiantara yang berjudul orang-orang miskin yg terabaikan kaum intelektual” dibacakan penuh penjiwaan oleh simpatisan IPMALAY juga Aji yang berasal dari Riau tepatnya di Balam( Suraji aja ya), Aji juga menyayikan sebuah lagu yang berjudul “satu dari ahmad dhani”, lalu teman kita irfan menyumbangkan sebuah lagu dari “brory”…… Aksi-aksi itu memang tidak dibatasi, siapun berhak melakukannya bagi siapa yang mau. Ditambah lagi dengan game yang dirancang ketua IPMALAY yaitu game puzzle, lalu game dari teman kita yang maknanya bagaimana seseorang dengan cepat dapat mengenal sesama temannya.
Namun sesuatu hal yang perlu dicam kan jika seseorang telah kita anggap sebagai saudara, sebagai sahabat namun jika orang itu masih tidak pernah menganggap rasa itu kita pantas tenggelamkan orang itu, kita pantas mengaburkannya dipermukaan. Tapi ingat semua itu demi kemajuan bersama demi mencapai tujuan bersama yang mulia.
Dari tri mardiantara
Menempatkan Harapan Bangsa Pada Mahasiswa Daerah
Rotasi pembangunan bangsa ini terus berputar dengan berbagai bentuk variasi tantangan yang dihadapinya, sedikit membaca sejarahnya maka mahasiswa mendapat porsi istimewa dalam sistem rotasi bangsa ini. Lahirnya sumpah pemuda, terbentuknya reformasi merupakan hasil kerja heroik kelompok intelek tersebut sehingga mahasiswa menjadi strata sakral dalam tatanan sosial bangsa ini dan menginpirasi generasi sesudahnya (pelajar) mengidamkan untuk dapat memakai jas almamaternya dan menjadi mahasiswa.
Pada Tahun 2008 ini kita memperingati 100 Tahun kebangkitan Nasional, 80 Tahun Sumpah Pemuda dan 10 Tahun Reformasi, dengan momentum ini memori kita diangkat kembali untuk mengingat dan mengakui peranan mahasiswa kita.
Waktu terus berlalu dan rotasi sejarah harus terus bekerja. Tahun ini kita memperingati perjuangan mahasiswa dan juga pada saat yang bersamaan kita akan mempertanyakan komitmen mahasiswa, sebab semakin banyak perguruan tinggi dan disiplin ilmu yang ditawarkan dan semakin banyak jumlah mahasiswa yang kita miliki ternyata bangsa kita masih bergelut dengan masalah klasik kemiskinan, pengangguran, gizi buruk yang memaksa kita untuk menagih pertanggungjawaban dari mahasiswa dengan gelar kesarjanaan yang mereka miliki.
Traumatic Intellectual
Melihat berbagai macam peristiwa kemanusiaan yang terjadi, masihkah masyarakat kita memberi posisi luang bagi mahasiswa dalam sistem rotasi bangsa ini? “wujuduhu kaadamihi” Sepertinya Masyarakat tidak lagi selera dengan status mahasiswa tersebut, Mahasiswa sudah tidak mampu mecari solusi untuk membantu menyelesaikan realita pada masyarakat. Sarjana Pertanian tidak mampu membuat sistem pertanian yang utuh sehingga mampu membantu masyarakat untuk membangn system pertanian yang baik dan memang masyarakat kita kebanyakan petani, Sarjana Ekonomi tidak mampu menemukan dan menjalankan strategi perekonomian yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan sistem perekonomian yang baik, Mahasiswa yang memiliki kesarjanaan dalam bidang kesehatan hampir tidak bisa membantu meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat bahkan semakin banyak terdapat dalam masyarakat kasus gizi buruk, busung lapar dan berbagai kasus kontradiksi lainnya. Sikap pesimis masyarakat ini diungkapkan dengan kata-kata “ buat apa kuliah, habis-habiskan duit “. “sense of awareness “ terhadap lingkungan, kemiskinan, kebodohan yang mengitari rutinitas kegiatan sehari-harinya telah hilang sebab mahasiswa memang tidak bisa berbuat apa-apa. Mahasiswa lebih suka dengan proyek korporat yang ia dapatkan daripada menangani proyek sosial yang ada disekitar dan selalu berada dihadapannya.
Bertanya Pada Al-Qur’an
Sebagai umat islam tentulah kita kembali mencari solusi tentang fenomena ini dari kitab panduan hidup kita Al-Qur’an. Apa sebenarnya konsep Al-Qur’an mengenai tanggung jawab kaum intelek. Dalam surah At-taubah 122 Allah berfirman :
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.
Dalam ayat diatas Allah SWT mengingatkan agar tidak semua orang mu’min bersikap all out pada satu konsentrasi masalah (berperang) namun ada pembagian tugas bagi sebagian yang lain untuk mencari dan memperdalam ilmu pengetahuan dimanapun, kemudian tanggung jawab berikutnya bagi penuntut ilmu adalah kembali ke masyarakatnya untuk melakukan “ sharing knowledge “ (memberi tarbiyah) dan dengan tarbiyah ini agar masyarakatnya juga mempunyai modal keilmuan yang dapat menjaga dirinya dari pembodohan, penipuan kezaliman dari orang-orang yang tidak bertanggungjawab, janganlah kamu menjermuskan diri kamu kedalam kesesatan.
Disadari ayat ini akan mengangkat perdebatan bagi kita semua “kembali (roja’uu)“ seperti apa yang diinginkan Al-Quran. Dari berbagai koleksi redaksional yang termaktub dalam beberapa ayat dalam Al-Quran maka ada dua opsi aktualisasi diri dalam terminologi Roja’uu. Opsi Pertama adalah dengan cara kembali secara Physicly dan juga Mindset (Fikrah & Jasadiyah) yaitu pulang kampung untuk menjadi katalisator aktif membangun daerah dan masyarakat, Opsi Kedua adalah kembali secara mindset (Fikrah) yaitu dengan cara mentransformasikan keilmuan yang dimiliki untuk membangun daerah asal meski tidak harus pulang kampung. Dibutuhkan kerjasama yang intens bagi mahasiswa yang berjuang pada opsi pertama dan yang berjuang dengan memilih opsi kedua.
Organisasi Mahasiswa Daerah Sebagai Media Sharing Knowledge
Realita ironi dalam masyarakat kita saat ini menuntut kita untuk lebih memberdayakan sense of humanism yang memang menjadi fitrah dan sudah kita miliki. Namun untuk pencapaian yang sempurna tujuan yang baik mestilah dilakukan dengan cara-cara yang baik (terorganisir). Banyak aset-aset sosial yang sudah lama kita miliki dan sekaranglah saatnya kita akan memetiknya sehingga kita memperoleh demografi deviden yang memuaskan untuk pembangunan masyarakat. Kebanyakan daerah bahkan ditingkat desa saat ini sudah banyak memiliki putra daerahnya yang menjadi mahasiswa dengan berbagai disiplin keilmuannya, Sayangnya potensi keilmuan yang dimiliki tidak diupayakan untuk dieksplorasi (diamalkan) sebagian merasa tidak mampu untuk mentransformasikan keilmuannya dan sebagian merasa keilmuan yang dimilki sangat minim sehingga menimbulkan sikap kurang percaya diri. Padahal jika disadari sekecil apapun keilmuan yang dimiliki adalah rezeki yang telah diberikan oleh Allah Swt yang harus disyukuri dan berupaya untuk melakukan akselerasi bersama.
Harapan pada Pemerintah
Zaman sekarang masyarakat kita sudah lebih kritis terhadap persoalan yang dihadapi, sedikit lebih maju daipada pada saat rezim orde baru berkasa yang berhasil menyuntik masyarakat dengan paradigma bahwa yang paling tahu tentang semuanya dan paling mampu menyelesaikan semua masalah adalah otoritas pemerintah. Syukur paradigma tersebut mulai hilang dari masyarakat kita yang juga akan memunculkan harapan akan adanya kerjasama yang sinergi dengan pemerintah dalam segala problem social, termasuk juga dalam hal pengembangan mahasiswa sebagai asset daerah.
Dengan asset tersebut pemerintah mestinya lebih peka dan lebih aktif memberikan stimulan bagi mahasiswanya untuk mau berkiprah dan membuat terobosan baru dalam membangun daerah baik dalam bentk regulasi atau hanya sekedar kompensasi yang bernilai keadilan sehingga tercipta hubungan mutual cooperative.
Kontribusi: Amri (Wakil Ketua Umum IPMALAY 07-09)
Maaf... Untuk minggu ini workshop ditiadakan...
Tapi pengajian tetap dilaksanakan... Alhamdulillah...
Semoga juga Workshop tetap dilanjutkan secara pribadi oleh setiap kita di rumah masing-masing dengan tema yang bisa turut mencerdaskan kehidupan Bangsa tentunya...
Agung