Haruskah selamanya kita menjadikan diri kita tak berdaya?????

Rabu, 17 Juni 2009 1 komentar

Pernah kah memperhatikan bahwa orang-orang yang solitaire cendrung lebih mudah menderita sakit (sakit apapun) dibanding orang-orang yang “Gaul”, sering kumpul dengan teman-temannya atau banyak teman. Ternyata perasaan happy, sukses, optimis, dan hati lapang tanpa beban membuat kita selalu bugar dan tidak mudah jatuh sakit (tapi bukan pura-pura sakit loh)….haha
Begitu juga halnya perasaan tidak berdaya tidak ada harapan juga lebih terbukti membuat kita “sakit”. Ironisnya kita selalu pasrah dengan keadaan ini, tanpa ada keinginan untuk bangkit yang pada akhirnya akan menjadikan kita rasa ketidak-berdayaan itu???
Mau sampai kapan menjadikan diri kita tidak berdaya???(Memang sengaja menunjukkan ketidak-berdayaan agar dikasihani/mencari keuntungan). Ini saatnya kita bangkit, untuk melawan perasaan tidak berdaya dan tidak ada harapan itu!

Sosial Learning Theory..

0 komentar

Berangkat dari niat awal ber-IPMALAY bahwa kita adalah keluarga, kita saudara, senasib-seperjuangan di Jogja. Bahwa kita sendiri tidak punya siapa-saipa, kita tidak punya saudara sampai akhirnya membentuk satu kesadaran bahwa IPMALAY adalah keluarga, layaknya sebuah keluarga yang harus dijaga, dirawat, diperhatikan, dibimbing.
Tapi tidak berhenti pada titik keluarga tersebut, itu hanya jadi landasan awal, modal awal untuk berbuat lebih di IPMALAY. Ada proses-proses pembelajaran, transformasi nilai-nilai, sharing knowledge yang sudah kita jalankan dan harus ditingkatkan. Sadar atau tidak prilaku masing-masing pribadi kita di IPMALAY itu bila dirujuk adalah keluaran dari interaksi antara proses kognitif ( meliputi kuliah, tingkat intelektualitas ) dan kejadian-kejadian di sekitar diri individu ( meliputi proses-proses kita di IPMALAY)
atau
Prilaku


Proses kognitif Interkasi disekitar individu
(kuliah,kapasitas intelektual) (Proses I-Smile,sharing knowledge)

Bahwa secara tidak disadari kita telah menerapkan teori belajar sosial, dimana didalamnya ada proses belajar dari perilaku orang lain, ada pencontohan perilaku orang-orang yang menjadi obyek identifikasi diri kita. Ada konsep rewads and punishment, ketika kita berprilaku baik maka akan ada penghargaan dari orang lain, sebaliknya ketika kita berprilaku buruk maka akan ada juga hukuman dari orang lain. Ukuran baik dan uruk itu sudah kita pahami bersama bahwa yang dinilai baik itu yang berlaku umum dimasyarakat, sesuai dengan norma.
Jadi perilaku kita akan terbentuk dengan baik ketika 2 faktor pendukung diatas bekerja dengan baik, di IPMALAY sendiri ketika kapasitas intelektual baik, kemudian interaksi-interkasi di IPMALAY juga baik (totalitas) maka akan menghasilkan keluaran-keluaran perilaku yang baik pula…
Jadi masih tetap milih untuk tidak ber-IPMALAY??? atau masih tetap tidak memilih total di-IPMALAY???

3 malam bersama masalah dan wacana...

Minggu, 14 Juni 2009 0 komentar

3 malam bersama masalah dan wacana... Semoga menjadi lesson learned untuk semua... Walau masih banyak yang terlewatkan, masih banyak waktu mengejar yang tertinggal dan terlewatkan, selama masih saling bergenggam, dalam cinta dan kebersamaan... Mohon semua tak henti langkah, gali referensi lebih dalam, bangkit dari jiwa Inferior yg lama mengerdilkan kita... Dan smoga tak hanya membangun superioritas tanpa jiwa... bukan sebatas eksistensi...

 
IPMALAY © 1988 | Designed by Lingkar Dalam Febri, in collaboration with IPMALAY | Ayo Update Kegiatan IPMALAY Dari Sini, Selamat Membaca